Bismillahirrahmaanirrahim
....
Kesan
pertama lihat foto perempuan itu, hanya tiga kata. Ceria, cantik dan modis.
Begitu mungkin persisnya saya lihat. Kalau mau bilang tambahan positif lainnya
lagi juga sebenarnya makin banyak, dan makin memojokkan saya. Kadang memang
begitu kalau kita melihat orang lain yang “lebih” dari diri. Langsung jadi
minder dan rendah diri.
Iri?
Ya mungkin bisa dibilang begitu. Siapa yang ga suka sih menjadi orang yang
selalu cantik, mengikuti trend fashion yang ada, biasanya akan dianggap orang
yang paling keren. Apalagi kalau orangnya perempuan, hehe. Tetapi lubuh hati
yang dalam menasehati, “jangan begitu”. Mungkin
kelanjutannya akan berbunyi begini... Setiap makhluk yang Allah ciptakan
mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kekurangan yang ada pada
diri kita bukan untuk dicerca. Tetapi di syukuri, dengannya kita akan jauh
lebih belajar menyeimbangi diri dengan kelebihan yang ada. Menjadikan semuanya
sebuah sinergi positif dan ungkapan syukur kepada Allah. Semua juga yang melekat
sama diri kita ini punyaNya kok, ga ada sehelai batang rambut sekalipun yang
tumbuh ini mutlak milik kita. Atas kuasa dan kemurah hatinya Allah, maka kita
dipinjamkan semua anugerah indah itu. Sungguh, semuanya itu indah yang DIA
berikan. Hanya mata kita kadang silap dengan melihat apa yang orang lain punya.
Dan kita jadi menzalimi diri sendiri dengan membandingkannya kepada kekurangan
sendiri. Jadi deh kufur, astaghfirullah.
Sekelebat
foto perempuan itu muncul lagi. Pertanyaan-pertanyaan membanjiri benak saya
lagi, “mau apa saya dengan bersikap
begini? Apa untungnya iri lagi? Ingin sepertinya?”. Ya bisa jadi, mau jadi
seperti dia, tetapi tentu saja tidak bisa dipaksakan sepertinya. Karena buat
saya, ya itu bukan saya. Dan sungguh tidak nyaman sepertinya. Dan akhirnya saya
pun tersadar, saya tak perlu menjadi orang lain. Saya hanya perlu menjadi diri
saya sendiri. Dengan semua kelebihan dan kekurangan yang ada. This is who I am and the way I am.
Bogor,
belajar (lagi) jadi diri sendiri