Bismillahirrahmaanirrahim ….
Muhammad
Al Fatih, sebuah nama yang tak asing lagi
di telinga ini mendengarnya. Dialah seorang sosok yang sejak masa
kanak-kanaknya telah ditanamkan untuk menjadi seorang pemimpin besar. Seorang
yang telah ditanamkan kuat dengan ajaran Islam serta ilmu pengetahuan lainnya,
serta memiliki impian besar untuk penaklukan sebuah benteng, yaitu
Konstantinopel. Sang guru pun seringkali
mengajak Al Fatih kecil untuk melihat benteng itu dari kejauhan, sambil
berkata, “Lihatlah di seberang sana, Rasulullah pernah bersabda bahwa benteng
itu akan ditaklukkan seorang pemimpin yang merupakan sebaik-baiknya pemimpin
dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara. Saya percaya, pemimpin itu adalah
kamu.”
Itulah
kalimat penyemangat, dari seorang guru untuk Al Fatih yang setiap hari dia
tumbuhkan. Demi sebuah keyakinan yang akan terus menguat di dalam diri Al
Fatih. Catatan sejarah 800 tahun sejak masa para sahabat, Konstantinopel tidak
pernah tertaklukkan. Bahkan Ayah, kakek, atau pendeknya banyak pihak sebelumnya
gagal menaklukkan kota ini. Yang dilindungi benteng dengan dinding setebal 10
meter. Di sekeliling benteng masih terdapat parit selebar tujuh meter. Jika
diserang lewat Barat, ada benteng dua lapis. Dari Selatan, ada pelaut Genoa
yang kuat dan berpengalaman. Sementara, masuk dari arah Timur nyaris tidak
mungkin karena armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang
dilindungi rantai besar hingga kapal perang kecil pun tak bisa lewat. Lalu,
bagaimana mungkin Al Fatih bisa berhasil?
Ketika
ratusan ribu pasukannya selama berpekan-pekan tidak juga berhasil menaklukkan
Konstantinopel, Al Fatih yang tak ingin menyerah akhirnya menemukan kelemahan
pertahanan lawan di selat sempit Golden Horn. Karena terlalu yakin tidak ada
kapal yang sanggup melewati rantai yang dipasang di lautan, pertahanan di
bagian ini agak lemah.
Al
Fatih memerintahkan pasukannya menarik dan menggotong kapal mereka melalui
jalur darat, melewati pegunungan. Dalam semalam, 70 kapal laut pindah dari
selat Bosphorus menuju Selat Tanduk untuk kemudian melancarkan serangan tidak
terduga yang berakhir dengan kemenangan yang dinanti selama berabad-abad
lamanya.
Pastinya
ada banyak rangkaian catatan perjuangan dibalik kesuksesan tersebut. Selain
impian yang ditanamkan sejak kecil, pola asuh yang diterapkan sang ayah sangat
berpengaruh kuat sehingga tertanam kuat dalam dirinya sebuah tekad untuk
menaklukkan benteng yang menjadi kunci penyebaran Islam di Eropa Timur.
Sang
ayah pun mencarikan guru terbaik dan memberikan kekuasaan kepada sang guru
untuk mendisiplinkan putra mahkota. (Sumber; Resonansi Asma Nadia 020213)
***
Muhammad
Al Fatih, telah begitu banyak memberikan saya inspirasi dan pemahaman. Bahwa
seorang pemimpin besar itu tidak lahir begitu saja tanpa adanya pengajaran dan
pendidikan terbaik dari orang tuanya. Pendidikan terbaik itu juga tidak tersedia
begitu saja dalam diri setiap orang tua. Semuanya itu berawal dari sebuah
kesadaran diri masing-masing seorang wanita dan pria yang bersatu dalam ikatan
suci pernikahan, yang bersama mempunyai sebuah cita kelak melahirkan generasi
mulia. Semua itu butuh perjuangan gigih dari calon orang tua untuk
mempersiapkan diri menjadi guru yang paling pertama bagi anak mereka nanti. Yang
menjadi tongkat estafeta perpanjangan kemenangan dien agama ini. Bahkan jauh
sebelum mereka merencanakan pernikahan sekalipun.
Bagaimana
kelak kita akan melahirkan generasi terbaik jika diri kita sendiri tidak pernah
menjadi pribadi yang baik pula? Tidak pernah selalu bermujahadah untuk selalu
berbenah memperbaiki diri, lalu bagaimana kita bisa mewujudkan cita-cita kita?
Setiap
harapan maupun cita-cita yang kita azzamkan, dengan ikhtiar serta do’a yang maksimal
serta atas izin, kekuasaan dan kekuatanNya
lah dapat kita wujudkan. Apalagi untuk sebuah niat mulia yang kita landaskan
untuk beribadah kepadaNya. Menjadi pendidik bagi diri sendiri, keluarga maupun
ummat untuk menjadi generasi terbaik, penyeru dan penegak agama ini di bumi.
Setiap
kita punya keinginan, harapan, azzam ataupun cita-cita yang unik dan berbeda.
Apapun itu semoga semua cita itu berdasarkan atas keinginan kita dalam rangka
ibadah kepadaNya. Semoga cita itu kita kuatkan selalu juga dengan ilmu, serta
yang terutama iman.
Anda
punya impian, harapan, cita-cita ataupun azzam yang besar kan? Saya pun begitu.
Dan tulisan ini adalah salah satu bentuk upaya mujahadah saya dalam
mewujudkannya. Sebuah nama yang memberikan saya inspirasi. Sebuah nama yang
memberikan saya semangat serta keyakinan yang begitu kuat. Sepenggal sejarah
yang termahsyur hingga kini, dan kelak ingin saya lanjutkan pula dengan cerita
yang berbeda tetapi dengan sebuah rasa semangat yang sama.
|
_our dream's_ |
Semoga
ini bukan sekedar hanya impian saya semata, tetapi juga cita saya dengannya.
Seseorang yang kelak nanti Allah pinjamkan menjadi pendamping saya, dan saya
dipinjamkan Allah untuk mendampinginya. Berdua, bersama melahirkan sosok serupa
sang penakluk benteng yang telah dinanti berabad lamanya. Semoga Allah izinkan,
Aamiin.
*Muhammad Al Fatih, adalah do’a serta
cita-cita kita bersama