Selasa, 14 Februari 2012

Memperbanyak Sujud


Bismillahirrahmaanirrahim……

Dikisahkan oleh Rabiah bin Ka’ab al-Aslami, bahwa pada suatu malam ia pernah menyediakan seember air wudhu dan keperluan-keperluan lain yang dibutuhkan Rasulullah SAW. Melihat kebaikan yang dilakukan Rabiah, Rasulullah berkata kepadanya, “Mintalah seseuatu dariku, wahai Rabiah,”

Rabiah pun menyebutkan permintaannya. “Wahai Rasulullah, aku minta agar Allah menjadikanku sebagai pendampingmu di surge kelak.” Rasulullah bertanya lagi, “Apakah tak ada permintaan lain selain itu?”

“Tidak ada, wahai Baginda Nabi. Hanya itu yang aku ingin aku minta darimu,” jawab Rabiah. “Jika demikian, maka jagalah dirimu untuk memperbanyak sujud.” (HR Muslim)

Sujud pada hakikatnya bukanlah sekedar gerakan dan ritual yang ada dalam shalat. Lebih dari itu, sujud adalah salah satu bentuk kepasrahan total dengan merendahlan diri serendah-rendahnya di hadapan keagungan Allah Yang Maha Kuasa. Sujud merupakan bentuk pengharapan ridha dan cinta dari Dzat Yang Maha Melihat, serta bentuk syukur atas beragam nikmat Allah, dan kecemasan dari azab Allah yang Maha dahsyat.

Sujud adalah bukti keimanan seorang Mukmin. “Sesungguhnya orang yang benar-benar beriman kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu, mereka segera bersujud seraya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka tidak menyombongkan diri.” (QS Al-Sajdah:15).

Selain itu, sujud juga merupakan bukti nikmat dan kasih sayang Allah kepada hambaNya. “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dari keturunan Ibrahim dan Israil (Ya’qub), dan dari orang-orang yang telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (QS Maryam:58).

Sujud juga momen paling intim antara hamba dan Tuhannya. “Sesungguhnya saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang bersujud.” (HR Muslim). Karena sujudlah, seorang manusia mendapat predikat Ibadurrahman, hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang, dan dijamin masuk surge. “Dan Ibadurrahman (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang) ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan, mereka adalah orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS Al-Furqan:63-64).

Dengan sujud pula Allah mengangkat derajat para Rasul dan menjadikan golongan paling mulia dalam sejarah umat manusia. “Muhammad itu adalah utusan Allah. Dan, orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang dengan sesame mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaanNya. Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” (QS Al-Fath:39). Wallahu’alam.  (Penulis, Jauhar Ridloni Marzuq).

###


Membaca renungan di atas, membuat pikiran saya langsung dipenuhi oleh berbagai pertanyaan-pertanyaan ini…. Tidakkah renungan di atas membuat hati ini ingin menjadi pendamping Nabi kita yang mulia di surgaNya? Tidakkah membuat diri ini memanfaatkan sebaik-baiknya momen indah, momen yang paling dekat denganNya? Tidakkah membuat diri ini ingin selalu berusaha membuktikan cinta kita kepadaNya? Tidakkah menyentuh diri ini mengungkapkan syukur serta pengharapan hanya ridhaNya? Tidakkah hati ini tergugah untuk lebih banyak untuk melakukannya?

Setidaknya kita sujud sebanyak 34 kali dalam 1 hari. Itulah hitungan sujud pada saat shalat-shalat wajib kita dalam sehari. Cukupkah sujud-sujud kita yang hanya dengan 34 kali itu jika dibandingkan dengan beragam nikmat Allah yang selalu dilimpahkanNya tiap waktu kepada kita. Cukupkah sujud-sujud kita membalas cintaNya yang tak pernah bertepi untuk kita?

Tentu kalkulasi seluruh sujud yang kita lakukan selama kita hidup pun tidak akan pernah cukup membalas segala nikmat, anugerah, serta cinta kasih yang Allah berikan kepada kita. Tetapi setidaknya kita berusaha semaksimal mungkin dengan segala daya kekuatan diri, rasa syukur kita, rasa cinta kita yang terdalam kepadaNya dengan memperbanyak sujud –sujud kita. Tidak hanya dalam shalat-shalat yang diwajibkanNya. Tetapi kita nyalakan juga semangat menambahnya dengan shalat-shalat yang disunnahkanNya. Lalu kita belajar pula untuk tetap teguh melakukannya dalam keseharian hidup kita. Bukankah Allah mencintai amal yang sedikit namun berkelanjutan terus dan menerus? Tidakkah diri ini tidak juga tergerak melakukan lebih banyak sujud untuk meraih cintaNya? Wallahu’alam.




“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung”
(Al-Hajj:77)




1 komentar:

Terima kasih telah berkunjung ke Blog Lifelong Learner ini
Untuk mempererat tali silaturrahim, silahkan tinggalkan jejakmu disini agar saya pun bisa berkunjung ke blog anda, salam ^^