Bismillahirrahmaanirrahim......
Abi dan Bunda |
Pekan
ini.... begitu mengharu biru banget buatku. Mulai dari akhir pekan kemarin
tentang begitu banyak kejutan yang terhidangkann untukku. Dari kepergian Uwa
Itoh, "pengakuan" abi di pernikahannya tante yang bikin aku terharu
bahkan menangis. Mungkin terkesan kecil tapi aku bahagia sekali mendengarnya.
Tentang bunda yang sedang adaptasi dengan kondisi barunya. Keharuan Mang Endang
ketika menjadi wali Tante. Wuaaah... buanyaak banget kejutan2Nya yang tak
terduga. Aku yakin rangkaian peristiwa itu semua adalah pembelajaran hidup
untukku dariNya. Allah sedang mendidikku. Allah sedang mengajariku...
Kini
aku yang sedang mencoba belajar dan terus belajar menikmati tiap detik dari
proses pembelajaran dariNya. Menjalani semua konsekuensi atas do'a yang ku
pinta padaNya. Jujur... sangat ingin ku katakan... Ya Rabb, ini berat untukku!
Aku menangis... aku merasa lemah, aku tak berdaya Rabb. Aku malu padaMu, pada
bunda, pada semua orang! Aku tak seperti yangg mereka kira, aku tak sehebat
yang mereka duga! Aku menangis Rabb... Aku maluuuu......
Tetapi jauh di dasar hatiku dia berkata
bahwa.... hamba
yakin sekali kepadaMu bahwa Engkau tidak akan pernah memberikan ujian untuk
hambaMu diluar kemampuan. Engkau lah yang lebih Mengetahui kadar kemampuan
semua hambaMu. Hamba yakin YA Rabb.. hamba PASTI KUAT.
Meski kini masih bertanya2 dalam kebingungan yang luar biasa. Proses masa
transisi menuju pemahaman pembelajaran untukku dalam tahap ini Ya Allah.
Segalanya sekarang begitu terasa. Aku mulai tersadar bahwa satu per satu
peristiwa yang terjadi adalah cara-caraMu untuk mendidik hamba.
Rabbi... inginku melepas segala tangis ini. Boleh kah ku menumpahkannya? Aku
kira ini manusiawi. Aku ingin rasa malu ini terhempas dan lepas tak terikat
lagi denganku. Aku tidak ingin terus dikejar perasaan bersalah padaMu rabb.
Jangan tinggalkan aku Ya Allah....
Aku ingin kembali dan benar2 meniti
jalanMu, izinkan ku Rabb. Menebus segala khilafku dengan sebaik2nya. Aku
berusaha ya Rabb... aku berusaha menghindari segala salahku dulu dan tak mau
jatuh lagi dalam kesalahan yang sama.
Hanya Engkau ya Rabb... satu-satunya Penolong bagi seluruh makhluk. Hanya
Engkau tempat bergantung, tempat meminta kekuatan.
Buat
Bunda.... Maafin atas segala kesalahan teteh ya. Soal sms "Guntur"
yang kemarin benar2 bikin teteh takut untuk tergelincir lagi. Mohon maaf teteh
mengakui teteh salah lagi dan teteh memang ga mau melakukan pembelaan apapun
atas kesalahan teteh tetap membalas sms itu. Tetapi sms terakhir penegasan itu
setidaknya menunjukkan keseriusan teteh untuk tidak menanggapi dia lagi. Terima
kasih telah percaya tapi jujur teteh menangis. Ga menyangka kalo ternyata itu
bunda yang tengah "menguji" teteh.
Semoga bunda sama dede juga makin fit dan bisa terus beraktifitas seperti
biasa. Jujur… ingin sekali bisa mengurus kalian seperti pekan lalu kala teteh
menginap di rumah. Teteh minta maaf yaa… tidak bisa merengkuh dalam dekap
kalian setiap hari. Tapi kita bertemu dalam satu takupan dekap indah bernama do’a.
Selalu.
Bunda… teteh
akui teteh kangen dimanja sama bunda. Mungkin ini waktuNya teteh untuk belajar
mandiri dari kondisi bunda yang sekarang. Teteh seneng bisa selalu berikan yang
terbaik untuk dede dan bunda. Mohon maaf ya kalo teteh belum bisa berikan yang
terbaik. Sedih juga sih tadi ga jadi pergi… karena sejak lama teteh
membayangkan kebahagiaan yang akan dirasakan ketika berjalan2… tetapi.. teteh
maklum ko. Teteh paham (proses memahami). Maafkan teteh ya… teteh butuh waktu
untuk memahami semuanya.
Yang terdalam, atas semua salah yang dulu membuat bunda selalu
sedih, down, kecewa, sakit hati, nangis. Semua itu bikin teteh belajar agar
tidak mengulanginya dan membuat bunda sedih lagi. Terima kasih masih mau
menerima teteh jadi anakmu…
Teteh sayang bunda, sekarang dan selamanya…
#dalam derai air mata yang tak kunjung reda
dalam bayang memelukmu...
Sudah ta... yuk Insya Allah perasaan kamu sudah lebih baik kan???
BalasHapusAyoo segera tidur ya. Istirahat.