Minggu, 18 Maret 2012

Ketika Anak Meminta


Bismillahirrahmaanirrahim…..

“Mah…. Pokoknya aku mau beli buku ini ya!” Ujar seorang gadis kecil sambil berlari menuju pada ibunya dengan membawa sebuah buku.

“Ah ade… apa sih? Kamu sok tahu aja, memangnya kamu ngerti apa isi bukunya?” Jawab sang Ibu sambil berlalu dan melihat buku di rak2 lainnya

“Iiih… pokoknya aku mau beli dan baca buku ini!!” Rengek sang anak

Akhirnya ada jawaban yang melegakan dari seseorang…..

“Iya nak, iya gak apa-apa kita beli ya. Nanti cerita ke papa ya sayang bukunya cerita tentang apa. Ok? “ ujar lelaki berkacamata yang ternyata adalah ayah dari gadis kecil itu.

“Oke pah… nanti aku certain. Pasti seru ceritanya…” ujar sang gadis kecil
###

                Percakapan di atas adalah sebuah percakapan singkat suatu keluarga kecil yang saya temui di salah satu stand buku di IBF tahun 2012 ini. Suatu siang saya dipertemukanNya dengan mereka. Saya yakin ada cerita unik serta hikmah yang bisa kita ambil dari kisah singkat ini. Insya Allah.

                Pertama, tentang respon sang ibu kepada gadis kecilnya yang meminta sebuah buku. Pantaskah seorang Ibu menanggapi respon seorang anak yang sedang ingin tahu terhadap sesuatu dengan sikap seperti itu? Bukannya pula  saya menjudge ibu itu berlaku salah atau apa pun. Setidaknya saya belajar dari beliau dan sedikit memahami jika saya di posisikan sebagai ‘gadis kecil’ itu. Saya berfikir, meski mungkin harus saya telaah lagi dan mencari teorinya tentang “gold age” seorang anak, tetapi setidaknya saya melihat ada rasa keingintahuan dari sang anak tentang hal yang belum diketahuinya. Itu merupakan hal yang sangat baik menurut saya. Dia belajar untuk mengkritisi suatu masalah yang baru baginya. Maka tugas kita sebagai orang tuanya, arahkanlah rasa keingintahuannya dengan baik. Hal ini berguna pula untuk perkembangan dirinya, kecerdasannya dan pemahamannya tentang hal yang baru.

                Kedua, tentang respon sang ayah yang sangat bijak menanggapi suatu keinginan dari anak gadisnya. Saya fikir, sang ibu harus mencontoh sang suami. Jangan terlebih dahulu kita mebuat sebuah pernyataan kepada anak jika dia mengajukan sesuatu yang dia inginkan. Pasti ada suatu alasan yang sangat mendasar dan yang membuat anak ingin tahu. Dan kedua hal inilah yang seharusnya kita gali lebih dalam dari diri anak. Inilah proses perkembangannya.
                                Dua pelajaran di atas, mungkin bisa jadi hikmah tersendiri bagi diri saya sendiri. Saya  sedikit menyimpulkan sebuah benang merah dari sebuah peristiwa yang pernah saya temui. Yang kelak, insya Allah menjadi pelajaran berharga ketika nanti saya dihadapkan dengan anak saya sendiri. Kelak mereka mengungkapkan rasa keingintahuannya pada saya. Semoga saya selalu ingat dengan kisah ini. Insya Allah. Amin.

                Dan pada akhirnya, saya selalu ingat dengan penutup kisah gadis kecil itu dengan rasa keingintahuannya yang besar, ibunya serta ayahnya. Sebuah ending yang saya miriskan sekali.

                Ketika buku-buku yang sudah dipilih oleh ibu, ayah serta gadis kecil itu hendak dihantarkan ke meja kasir, sang ibu langsung menyuruh pramuniaga stand buku tersebut untuk meletakkan kembali buku yang diambil anaknya. Ibu itu terlihat sedang berdialog singkat dengan sang anak sebelum membatalkan membeli buku pilihan anaknya. Terlihat sedikit gurat kekecewaan dari anak gadis itu. Tetapi sepertinya ibu tadi menjanjikan sesuatu yang mungkin sedikit membuat anaknya terhibur.

                Ya Allah… miris sekali lihatnya. Hmm… dan saya pun teringat selalu dengan judul buku yang diambil gadis kecil itu. Saya yakin ada sesuatu hal yang ingin sanga anak sampaikan melalui buku itu. Dan judul buku itu ternyata adalah… “MASA DEPAN ANAK”


Wallahu’alam hissawab….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke Blog Lifelong Learner ini
Untuk mempererat tali silaturrahim, silahkan tinggalkan jejakmu disini agar saya pun bisa berkunjung ke blog anda, salam ^^