Minggu, 25 Maret 2012

Pilihan Kita


Bismillahirrahmaanirrahim…..

Sebuah berita yang kurang “sedap” sampai di telinga saya pekan kemarin. Seorang teman yang juga satu kelas dengan saya di kelas perkuliahan mengeluhkan keanehan kedekatan saya dengan seorang teman akhwat dikelas. Wallahu’alam apa yang ada dalam fikirannya. Sempat merasa sangat tidak menyangka jika dia bisa berbicara seperti itu. Kabar ini saya dapatkan dari orang ke berapa gitu. Jadi rutenya panjang deh.

Sempat pula agak terbawa emosi dengan apa yang katakan. Mungkin tanpa sadar juga ada sedikit perubahan dalam diri saya. Astaghfirullah!

Sekarang, lagi-lagi saya dihadapkan kepada pilihan. Apakah saya mau bersikap negative atas berita yang kurang “sedap” itu atau mengambil sikap positive? Pilihan itu sama kuatnya. Tinggal saya lah yang memilih diantara kedua pilihan tersebut.

Sebenarnya saya benar-benar ingin tertawa dengan adanya berita ini semua. Tapi okelah, mari kita pilih jalan penyelesaian terbaik untuk masalah ini. Insya Allah.

Apakah keuntungannya jika saya mengambil sikap yang negative? Misalnya, ketika saya memutuskan untuk melabrak seseorang yang merupakan sang narasumber berita kurang “sedap” ini begitu? Atau marah-marah ga jelas? Atau putus asa dan terus berlarut-larut dengan perkataan sang “narasumber” ??

Astaghfirullah! Semoga Allah menghindari saya dari sikap yang demikian. Amin.

Insya Allah saya adalah orang yang tidak mau mengambil pusing dengan masalah. Memangnya dia tahu betul begitu seperti apa saya? Interaksi saya dengan semua teman-teman? Memangnya omongannya dia berpengaruh begitu pada keberhasilan hidup saya?

Dan satu pertanyaan paling mudah yang saya tujukan kepada diri saya sendiri. Memangnya benar apa yang “narasumber “ katakan tentang kamu ta?? Jelas tidak!

Maka pilihan saya adalah mengambil sikap positive. Membiarkan sang “narasumber” dengan pemikirannya terhadap saya, membiarkan dia bertanggung jawab dengan Allah atas perbuatannya, membiarkan semua ini menjadi pemacu semangat saya. Mengubah berita kurang “sedap” ini dengan sebuah perubahan positive dalam diri saya. Tidak usah banyak bicara, cukup buktikan dengan tindakan nyata. Buktikan dengan karya terbaik!

Masih banyak harapan, impian, cita saya yang menanti untuk diwujudkan. Masih banyak hal yang saya fikirkan dan saya perjuangkan dibanding dengan mengeluarkan energi yang sia-sia untuk bersikap negative kepadanya.

Yang kini saya lakukan untuk sang “narasumber”. Mendo’akannya, semoga saya adalah orang terakhir yang menjadi bahan pemberitaannya dan yang utama agar Allah mengampuni dosa-dosanya. Amiiin. Insya Allah.

                                                                                 Faghfirli ya Rabb….Faghfirli...Faghfirli....
                                                                                                Wallahu’alam hissawab…..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke Blog Lifelong Learner ini
Untuk mempererat tali silaturrahim, silahkan tinggalkan jejakmu disini agar saya pun bisa berkunjung ke blog anda, salam ^^